Balasan bagi orang-orang yang tidak taat kepada
perintah Alloh swt dan laknat Alloh swt bagi pemimpin yang menyesatkan.
“Pada
hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata :
wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Alloh dan taat (pula) kepada Rasul.”
Dan
mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin
dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah
mereka dengan laknat yang besar.”
(TQS.al-Ahzab
33 : 66-68)
Saat ini para pemimpin negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim dan pemimpinnya
juga muslim, mereka tidak menerapkan hukum dari Alloh swt. Jangankan menerapkan
hukum Alloh swt, malah warga negara yang menjalankan syariat Alloh swt, diberi
sanksi. Ada yang ditangkap aparat, dipenjara, tidak diberikan kewarganegaraan,
dipecat dari pekerjaan, bahkan ada yang disiksa sampai dibunuh.
Sungguh ironis, mereka yang notabene hidup di negeri
sendiri, yang pemimpin mereka juga muslim, akan tetapi untuk menjalankan
syariat Alloh swt saja sangat sulit dan bahkan nyawa taruhannya.
Tetapi hal-hal seperti itu-siksaan fisik dan
pembunuhan-tidak menyurutkan tekad mereka untuk menjalankan syariat Alloh swt.
Malah menambah semangat keimanan. Bagaimana tidak, dalam hal seperti itu tentu
keimanan kita yang berbicara. Dimana saat iman dijadikan landasan hidup
manusia, maka tidak ada yang ditakutkan kecuali hanya Alloh swt. Iman yang kuat
tidak akan luntur hanya dengan siksaan fisik bahkan pembunuhan, karena
sejatinya mereka yang mati dijalan Alloh swt, mereka hidup di sisi-Nya. Dan apa
yang manusia miliki sejatinya adalah dari Alloh swt, dan manusia Mukmin telah
melakukan jual beli dengan Alloh swt.
“Sesungguhnya
Alloh swt telah membeli dari orang-orang Mukmin jiwa dan harta mereka (yang
dibayar) dengan surga untuk mereka.” (TQS.at-Taubah 9: 111).
Maka tidak ada pilihan lain bagi manusia, keculai
hanya menjalankan perintah Alloh swt dan menjauhi larangan-Nya, tanpa
pilih-pilih. Sebagai manusia yang melihat kemungkaran oleh para
pemimpin-pemimpin yang notebene muslim juga, kita wajib mengingatkan mereka,
karena wajib bagi kita untuk memberikan nasehat yang baik (dakwah Islam) kepada
mereka. Jika hal itu ditolak, maka kita tidak boleh putus asa, bangunlah dalam
diri kita tekad yang sempurna. Untuk menegakkan hukum Alloh swt dan memusnahkan
kemungkaran.
Dengan dakwah Islam inilah kita melakukan muhasabah
kepada para pemimpin-pemimpin negeri-negeri muslim, agar menerapkan hukum-hukum
Alloh swt dan tidak membuat tandingan-tandingan-Nya.
Kita juga perlu mencermati apa yang ada dibalik ingkarnya
para penguasa negeri muslim saat ini. Yang hal itu kita gunakan untuk menyusun
strategi yang tepat guna suksesnya dakwah kita kepada para penguasa negeri
mulsim. Tentu jika para penguasa memahami betul apa itu hakikat hidup manusia
yang sesnungguhnya, bahwa hidup kita di dunia hanyalah untuk beribadah kepada
Alloh swt. (QS.az-Zariyat 56).
Bisa dikatakan, mereka yang ingkar kepada Alloh swt
adalah orang yang gagal memahami hakikat hidup manusia. Landasan hidup mereka
juga pasti salah, mabda mereka juga rusak dan bathil. Mengapa dikatakan
demikian, tentu pondasi yang benar dan kokoh adlah modal pertama membangun
hidup. Jika sejak dari awal sudah salah ,pasti akhir-akhirnya juga salah
kaprah. Memang semua bisa berubah, bisa saja ditengah jalan mendapat hidayah,
dan bisa bertubat, tapi jika tidak, bagaimana..? dan catatan penting tentang
hidayah, ia tidak akan datang keapda orang-orang yang tidak berusaha
memperbaiki diri. Dan Alloh swt tidak akan merubah keadaan suatu kaum, jika
mereka tidak berusaha merubah diri mereka.
Mabda (ideologi) bisa saja menuntun hidup manusia,
terlepas mabda itu benar/salah. Jika mabda itu benar maka disebut shoheh dan
jika salah maka bathil. Dan mabda yang benar akan menuntun sang pengemban mabda
pada kebahagiaan dunia akhirat, dan sebaliknya . Islamlah mabda yang benar,
yang memuaskan akal, menentramkan hati dan sesuai fitrah manusia.
0 komentar:
Posting Komentar