.::. sudah siapkah untuk menikah? .::.
* sebetulnya, wajar saja jika orang tua menanyakan kesiapan finansial seorang pelamar ketika ingin meminang putrinya. namun, jangan lantas itu menjadi hambatan besar untuk melangkah ke jenjang pernikahan.
* meski sudah memiliki penghasilan yang memadai dan cukup untuk meminang 'Aisyah', pihak pria terkadang masih belum PD untuk melakukannya. alasannya, harus mengumpulkan dana dulu untuk menggelar resepsi pernikahan.
# indikator siap menikah untuk laki-laki
* ternyata kesiapan finansial sering kali dijadikan salah satu indikator, bahkan terkadang menjadi indikator utama penilaian kesiapan seorang ikhwan untuk menikah.
* bekerja atau tidak, yang penting punya penghasilan, atau sanggup memberi nafkah yang memadai untuk keluarganya nanti.
# standar kemapanan finansial bisa ditilik dari:
- mampu mensyukuri penghasilan yang ada
- mampu mencukupi kebutuhan dasar secara mandiri
- memiliki semangat untuk terus meningkatkan penghasilan
# berapa tabungan yang diperlukan untuk melangsungkan acara pernikahan?
* sebetulnya, biaya pernikahan itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan, yang lebih perlu untuk dievaluasi adalah apakah penghasilan yang ada bisa memadai untuk menanggung nafkah keluarga nantinya atau tidak.
* memang secara moral, pembiayaan pernikahan masih tanggung jawab oang tua. kendati demikian, tidak bijak rasanya jika perhelatan tersebut menelan biaya yang cukup besar sementara kemampuan mereka terbatas.
# indikator siap menikah untuk perempuan
* jika sudah memiliki penghasilan yang halal, baik dan memadai, walaupun mungkin tidak memiliki tabungan sepeserpun, sudah dikategorikan siap menikah. ini penilaian dari sudut pandang finansial.
* setidaknya ada 2 hal yang perlu dipersiapkan oleh akhwat sebelum menikah, yaitu:
- persiapan untuk mengelola keuangannya sendiri
- persiapan untuk menghadapi perubahan gaya hidup mulai dari awal dengan keluarganya yang baru.
* penghasilan tidak seberapa bisa jadi karena ikhtiar yang belum sempurna, bisa juga karena do'a yang terputus atau maksiat yang menghalangi rezeki Allah. maka hendaknya sang istri banyak bersabar dan sang suami banyak berikhtiar.
# jika kenyataan tak seindah impian
karena jodoh adalah salah satu ketentuan-Nya, maka bersiaplah menerima apa yang Allah tentukan. yakinlah bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik bagi kita, dan perlu usaha untuk mencapainya.
.::. Ta'aruf Keuangan .::.
* kalau kita tidak mengenal calon pasangan kita dengan baik, termasuk masalah keuangan, bisa jadi kita akan merasa tidak cocok begitu hidup bersama. tetapi jika kita tahu sejak awal, maka kita punya kesempatan untuk menyesuaikan diri atau menyiapkan diri.
* "...siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram, maka api neraka lebih layak membakarnya." (HR ath-Thabrani)
* jika ditolak lantaran standar finansial tidak memenuhi kriteria sang calon, berbahagialah! kenapa? karena berarti telah terhindar dari masalah yang lebih besar, yaitu masalah keuangan di masa depan.
# kesetaraan keuangan dalam pernikahan
* "wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu." (HR Muslim)
* "barangsiapa menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan laki-laki meskipun buruk agamanya dan akhlaknya, maka tidak pernah pernikahan itu diberkahi-Nya..." (HR ath-Thabrani)
* jangan nilai calon pasanganmu dari kondisinya pada saat ini, tapi nilailah ia dari potensi yang dimilikinya. InsyaAllah, ia bisa menjadi jauh lebih besar daripada dirinya yang sekarang.
.::. mampu dulu baru menikah, atau menikah agar mapan? .::.
* menunggu kemapanan ekonomi untuk menikah (atau dinikahi) dapat dianalogikan seperti naik helikopter dan ingin langsung melihat pemandangan tanpa melalui susah payahnya mendaki gunung.
* percayalah perasaannya akan sangat berbeda sekali jika Anda dan pasangan berjuang bersama dari nol daripada mengajak pasangan langsung berada di titik kemapanan.
* bahkan kalau mau jujur, di balik kesuksesan para tokoh dunia, ada para istri yang mendukung di sampingnya.
# perempuan tak kalah khawatirnya
* manusia itu cenderung memiliki kekhawatiran akan kesulitan duniawi. tetapi bukankah menikah adalah salah satu dari sekian banyak rezeki dari Allah?
* "bukan termasuk golonganku orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah, kemudian ia tidak menikah." (HR ath-Thabrani)
* memang setiap orang memiliki cara mengelola uang yang berbeda-beda, yang biasanya terbawa karena kebiasaan dan persepsi yang berasal dari keluarga dan lingkungan. namun, janganlah hal ini menjadi 'momok' besar yang menghalangi unutk menikah.
.::. antara ragu, nekat, dan mandiri .::.
# untuk mereka yang masih ragu
* "...jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui." (an-nuur: 32)
# antara nekat, berani, dan tawakkal
* berani adalah kalau melakukan sesuatu yang luar biasa dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
* sedangkan nekat adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan sama sekali.
* pemuda yang berani dan bertawakkal adalah pemuda yang berdo'a agar mendapatkan yang terbaik, dan ia telah siap walaupun harus menghadapi kenyataan yang pahit. ia sempurnakan ikhtiarnya mencari ma'isyah agar layak mempersunting 'Aisyah'.
.::. menyiapkan dana pernikahan .::.
* kalau kita menunggu kepastian kapan dan dengan siapa kita akan menikah, barulah kemudian menyiapkan dananya, maka hampir bisa dipastikan kita sudah terlambat. jodoh ini adalah rahasia Allah yang terkadang kita tidak dapat duga kapan tiba waktunya.
# apa yang harus saya persiapkan?
* belum ada rencana yang matang bukan berarti kita tidak perlu melakukan persiapan. walaupun baru target saja untuk bisa menikah setidaknya lima tahun lagi, tapi tetap bijaksana untuk mempersiapkan segalanya sedini mungkin.
* yang lebih perlu dilakukan oleh pemuda-pemudi pada masa pranikah bukanlah mempersiapkan dana pernikahan, tetapi mempersiapkan kondisi finansial pascapernikahan.
# sejak kapan sebaiknya menyiapkan dananya?
* berikut ini adalah beberapa alternatif produk investasi yang bisa dijadikan sebagai sarana dalam menyimpan dan mengembangkan dana pernikahan: tabungan berjangka, deposito, emas, reksadana.
* menabung dengan metode tabungan berjangka cocok untuk karyawan yang pemasukannya rutin dan gajinya ditransfer ke rekening tabungan di bank.
* cara menabung dengan metode deposito itu lebih cocok untuk orang yang memang sudah bisa disiplin menabung sendiri sedikit demi sedikit.
* menyimpan uang dalam bentuk emas mempunyai dua keuntungan, yaitu nilai tabungan tidak akan menyusut meskipun terjadi kenaikan harga; dan di periode tertentu, kadangkala nilai emas bisa naik.
# membangun mental penabung
* "Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya." (HR Muslim dan Ahmad)
* menabung sesungguhnya mengandung hikmah yang lebih besar dari berhemat, yaitu agar kita mampu menangguhkan keinginan dan memprioritaskan yang lebih penting.
# berapa dana yang dibutuhkan?
* ingat, mengadakan perhelatan pernikahan ini adalah sunnah, tidak perlu sampai bermegah-megah. yang terpenting adalah permaknaannya.
* "sesungguhnya diantara keberkahan wanita ialah kemudahan peminangannya dan kemudahan maskawinnya." (HR Ahmad)
* "adakanlah walimah meskipun dengan (menyembelih) seekor kambing." (HR Bukhari dan Muslim)
* "sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah." (HR Abu Dawud)
# kiat menghemat biaya resepsi pernikahan
*kalau tidak mau repot, memang akan lebih simpel jika pernikahannya diadakan di gedung. namun, mengadakan acara pernikahan dirumah itu akan jauh lebih ekonomis.
* jangan lupa untuk menghitung jumlah yang akan diundang oleh pihak pengantin laki-laki, pengantin perempuan, dan kedua keluarga besan.
* ada dua paket yang bisa dipilih, yaitu paket yang sudah tetap harganya, atau paket yang dihitung per orang. untuk paket pertama, bisa memilih sesuai anggaran, tetapi harus membatasi jumlah undangan. sedangkan untuk paket kedua, bisa fleksibel menentukan jumlah undangan.
# tips menghemat biaya pernikahan
- gedung tak harus strategis
- rumah sendiri juga bisa lebih indah
- bijak memilih undangan
- variatif menghidangkan makanan
- cari paket yang masih bisa di diskon
# kekhawatiran pasangan muda
* langkah awal yang bijak untuk dilakukan dalam mengadakan resepsi pernikahan adalah mengukur terlebih dahulu kemampuan untuk mengadakan pesta. kemampuan ini melingkupi kamampuan masing-masing mempelai, maupun kemampuan keluarganya.
* keputusan apapun yang akan diambil mengenai perhelatan peernikahan, komunikasikan dengan baik kepada kedua orangtua dari dua belah pihak.
# bijakkah berhutang untuk pernikahan?
* prioritas keuangan dalam pernikahan seharusnya adalah bagaimana agar kedua mempelai bisa hidup berumah tangga secara mandiri sesudah acara pernikahannya selesai. kalau sudah habis-habisan untuk pesta sampai berhutang sana-sini, itu jelas salah prioritas.
* rumus keuangan yang benar adalah pengeluaran yang sudah pasti diambil dari pemasukan yang sudah pasti juga.
.::. mahar dan resepsi .::.
* mahar adalah sesuatu yang halus, yang menaburkan benih cinta dalam memulai kehidupan yang baru bagi sepasang suami istri.
* mahar merupakan lambang pemberian yang nilainya tidak terletak pada besar kecilnya, melainkan terletak di dalam perasaan orang yang memberikannya dan keinginannya untuk memuliakan teman hidupnya (istrinya).
# resepsi
* esensi dari digelarnya resepsi pernikahan adalah sebagai 'pengumuman' dan 'ungkapan syukur'.
* karena resepsi pernikahan merupakan bentuk ungkapan syukur, maka tentunya harus diadakan dalam keadaan suka cita dan suka rela, tidak perlu sampai memaksakan diri.
.::. tantangan sendiri .::.
* "maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (al-Insyirah: 5-6)
* menyelenggarakan acara pernikahan akan lebih hemat jika acaranya diatur sendiri dengan bantuan teman-teman atau saudara yang sudah berpengalaman. selain bisa menekan biaya, juga bisa memperat silaturahmi di antara Anda dan kerabat serta sahabat yang membantu.
.::. memulai hidup baru .::.
# kemana amplop itu pergi?
* uang amplop sifatnya adalah hibah atau hadiah. sudah barang tentu jumlahnya tidak bisa dipastikan, bahkan memberi atau tidak juga tidak bisa dipaksakan. ini bergantung pada sukarela si pemberi.
* "tangan yang di atas itu lebih baik daripada tangan yang dibawah. tangan diatas adalah yang memberi infak, sedang tangan dibawah adalah tangan yang meminta." (HR Bukhari)
.::. tanggung jawab suami istri .::.
# tanggung jawab finansial suami
* "istri-istri memiliki hak atas kalian, yaitu biaya hidup dan pakaian dengan makruf (baik)." (HR Muslim)
* bukanlah kezaliman jika suami hanya bisa memberikan nafkah sekadarnya sedangkan ia sendiri pun hidup dengan standar itu.
# tanggung jawab finansial istri
* walaupun tidak memiliki tanggung jawab untuk memberi nafkah, ternyata istri juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan pahala yang sama dengan suaminya yang mencari nafkah. yaitu apabila ia mengelola nafkah yang diberikan oleh suaminya dengan baik.
sumber: Aisyah dan Ma'isyah (GIP)
* sebetulnya, wajar saja jika orang tua menanyakan kesiapan finansial seorang pelamar ketika ingin meminang putrinya. namun, jangan lantas itu menjadi hambatan besar untuk melangkah ke jenjang pernikahan.
* meski sudah memiliki penghasilan yang memadai dan cukup untuk meminang 'Aisyah', pihak pria terkadang masih belum PD untuk melakukannya. alasannya, harus mengumpulkan dana dulu untuk menggelar resepsi pernikahan.
# indikator siap menikah untuk laki-laki
* ternyata kesiapan finansial sering kali dijadikan salah satu indikator, bahkan terkadang menjadi indikator utama penilaian kesiapan seorang ikhwan untuk menikah.
* bekerja atau tidak, yang penting punya penghasilan, atau sanggup memberi nafkah yang memadai untuk keluarganya nanti.
# standar kemapanan finansial bisa ditilik dari:
- mampu mensyukuri penghasilan yang ada
- mampu mencukupi kebutuhan dasar secara mandiri
- memiliki semangat untuk terus meningkatkan penghasilan
# berapa tabungan yang diperlukan untuk melangsungkan acara pernikahan?
* sebetulnya, biaya pernikahan itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan, yang lebih perlu untuk dievaluasi adalah apakah penghasilan yang ada bisa memadai untuk menanggung nafkah keluarga nantinya atau tidak.
* memang secara moral, pembiayaan pernikahan masih tanggung jawab oang tua. kendati demikian, tidak bijak rasanya jika perhelatan tersebut menelan biaya yang cukup besar sementara kemampuan mereka terbatas.
# indikator siap menikah untuk perempuan
* jika sudah memiliki penghasilan yang halal, baik dan memadai, walaupun mungkin tidak memiliki tabungan sepeserpun, sudah dikategorikan siap menikah. ini penilaian dari sudut pandang finansial.
* setidaknya ada 2 hal yang perlu dipersiapkan oleh akhwat sebelum menikah, yaitu:
- persiapan untuk mengelola keuangannya sendiri
- persiapan untuk menghadapi perubahan gaya hidup mulai dari awal dengan keluarganya yang baru.
* penghasilan tidak seberapa bisa jadi karena ikhtiar yang belum sempurna, bisa juga karena do'a yang terputus atau maksiat yang menghalangi rezeki Allah. maka hendaknya sang istri banyak bersabar dan sang suami banyak berikhtiar.
# jika kenyataan tak seindah impian
karena jodoh adalah salah satu ketentuan-Nya, maka bersiaplah menerima apa yang Allah tentukan. yakinlah bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik bagi kita, dan perlu usaha untuk mencapainya.
.::. Ta'aruf Keuangan .::.
* kalau kita tidak mengenal calon pasangan kita dengan baik, termasuk masalah keuangan, bisa jadi kita akan merasa tidak cocok begitu hidup bersama. tetapi jika kita tahu sejak awal, maka kita punya kesempatan untuk menyesuaikan diri atau menyiapkan diri.
* "...siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram, maka api neraka lebih layak membakarnya." (HR ath-Thabrani)
* jika ditolak lantaran standar finansial tidak memenuhi kriteria sang calon, berbahagialah! kenapa? karena berarti telah terhindar dari masalah yang lebih besar, yaitu masalah keuangan di masa depan.
# kesetaraan keuangan dalam pernikahan
* "wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu." (HR Muslim)
* "barangsiapa menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan laki-laki meskipun buruk agamanya dan akhlaknya, maka tidak pernah pernikahan itu diberkahi-Nya..." (HR ath-Thabrani)
* jangan nilai calon pasanganmu dari kondisinya pada saat ini, tapi nilailah ia dari potensi yang dimilikinya. InsyaAllah, ia bisa menjadi jauh lebih besar daripada dirinya yang sekarang.
.::. mampu dulu baru menikah, atau menikah agar mapan? .::.
* menunggu kemapanan ekonomi untuk menikah (atau dinikahi) dapat dianalogikan seperti naik helikopter dan ingin langsung melihat pemandangan tanpa melalui susah payahnya mendaki gunung.
* percayalah perasaannya akan sangat berbeda sekali jika Anda dan pasangan berjuang bersama dari nol daripada mengajak pasangan langsung berada di titik kemapanan.
* bahkan kalau mau jujur, di balik kesuksesan para tokoh dunia, ada para istri yang mendukung di sampingnya.
# perempuan tak kalah khawatirnya
* manusia itu cenderung memiliki kekhawatiran akan kesulitan duniawi. tetapi bukankah menikah adalah salah satu dari sekian banyak rezeki dari Allah?
* "bukan termasuk golonganku orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah, kemudian ia tidak menikah." (HR ath-Thabrani)
* memang setiap orang memiliki cara mengelola uang yang berbeda-beda, yang biasanya terbawa karena kebiasaan dan persepsi yang berasal dari keluarga dan lingkungan. namun, janganlah hal ini menjadi 'momok' besar yang menghalangi unutk menikah.
.::. antara ragu, nekat, dan mandiri .::.
# untuk mereka yang masih ragu
* "...jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui." (an-nuur: 32)
# antara nekat, berani, dan tawakkal
* berani adalah kalau melakukan sesuatu yang luar biasa dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
* sedangkan nekat adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan sama sekali.
* pemuda yang berani dan bertawakkal adalah pemuda yang berdo'a agar mendapatkan yang terbaik, dan ia telah siap walaupun harus menghadapi kenyataan yang pahit. ia sempurnakan ikhtiarnya mencari ma'isyah agar layak mempersunting 'Aisyah'.
.::. menyiapkan dana pernikahan .::.
* kalau kita menunggu kepastian kapan dan dengan siapa kita akan menikah, barulah kemudian menyiapkan dananya, maka hampir bisa dipastikan kita sudah terlambat. jodoh ini adalah rahasia Allah yang terkadang kita tidak dapat duga kapan tiba waktunya.
# apa yang harus saya persiapkan?
* belum ada rencana yang matang bukan berarti kita tidak perlu melakukan persiapan. walaupun baru target saja untuk bisa menikah setidaknya lima tahun lagi, tapi tetap bijaksana untuk mempersiapkan segalanya sedini mungkin.
* yang lebih perlu dilakukan oleh pemuda-pemudi pada masa pranikah bukanlah mempersiapkan dana pernikahan, tetapi mempersiapkan kondisi finansial pascapernikahan.
# sejak kapan sebaiknya menyiapkan dananya?
* berikut ini adalah beberapa alternatif produk investasi yang bisa dijadikan sebagai sarana dalam menyimpan dan mengembangkan dana pernikahan: tabungan berjangka, deposito, emas, reksadana.
* menabung dengan metode tabungan berjangka cocok untuk karyawan yang pemasukannya rutin dan gajinya ditransfer ke rekening tabungan di bank.
* cara menabung dengan metode deposito itu lebih cocok untuk orang yang memang sudah bisa disiplin menabung sendiri sedikit demi sedikit.
* menyimpan uang dalam bentuk emas mempunyai dua keuntungan, yaitu nilai tabungan tidak akan menyusut meskipun terjadi kenaikan harga; dan di periode tertentu, kadangkala nilai emas bisa naik.
# membangun mental penabung
* "Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya." (HR Muslim dan Ahmad)
* menabung sesungguhnya mengandung hikmah yang lebih besar dari berhemat, yaitu agar kita mampu menangguhkan keinginan dan memprioritaskan yang lebih penting.
# berapa dana yang dibutuhkan?
* ingat, mengadakan perhelatan pernikahan ini adalah sunnah, tidak perlu sampai bermegah-megah. yang terpenting adalah permaknaannya.
* "sesungguhnya diantara keberkahan wanita ialah kemudahan peminangannya dan kemudahan maskawinnya." (HR Ahmad)
* "adakanlah walimah meskipun dengan (menyembelih) seekor kambing." (HR Bukhari dan Muslim)
* "sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah." (HR Abu Dawud)
# kiat menghemat biaya resepsi pernikahan
*kalau tidak mau repot, memang akan lebih simpel jika pernikahannya diadakan di gedung. namun, mengadakan acara pernikahan dirumah itu akan jauh lebih ekonomis.
* jangan lupa untuk menghitung jumlah yang akan diundang oleh pihak pengantin laki-laki, pengantin perempuan, dan kedua keluarga besan.
* ada dua paket yang bisa dipilih, yaitu paket yang sudah tetap harganya, atau paket yang dihitung per orang. untuk paket pertama, bisa memilih sesuai anggaran, tetapi harus membatasi jumlah undangan. sedangkan untuk paket kedua, bisa fleksibel menentukan jumlah undangan.
# tips menghemat biaya pernikahan
- gedung tak harus strategis
- rumah sendiri juga bisa lebih indah
- bijak memilih undangan
- variatif menghidangkan makanan
- cari paket yang masih bisa di diskon
# kekhawatiran pasangan muda
* langkah awal yang bijak untuk dilakukan dalam mengadakan resepsi pernikahan adalah mengukur terlebih dahulu kemampuan untuk mengadakan pesta. kemampuan ini melingkupi kamampuan masing-masing mempelai, maupun kemampuan keluarganya.
* keputusan apapun yang akan diambil mengenai perhelatan peernikahan, komunikasikan dengan baik kepada kedua orangtua dari dua belah pihak.
# bijakkah berhutang untuk pernikahan?
* prioritas keuangan dalam pernikahan seharusnya adalah bagaimana agar kedua mempelai bisa hidup berumah tangga secara mandiri sesudah acara pernikahannya selesai. kalau sudah habis-habisan untuk pesta sampai berhutang sana-sini, itu jelas salah prioritas.
* rumus keuangan yang benar adalah pengeluaran yang sudah pasti diambil dari pemasukan yang sudah pasti juga.
.::. mahar dan resepsi .::.
* mahar adalah sesuatu yang halus, yang menaburkan benih cinta dalam memulai kehidupan yang baru bagi sepasang suami istri.
* mahar merupakan lambang pemberian yang nilainya tidak terletak pada besar kecilnya, melainkan terletak di dalam perasaan orang yang memberikannya dan keinginannya untuk memuliakan teman hidupnya (istrinya).
# resepsi
* esensi dari digelarnya resepsi pernikahan adalah sebagai 'pengumuman' dan 'ungkapan syukur'.
* karena resepsi pernikahan merupakan bentuk ungkapan syukur, maka tentunya harus diadakan dalam keadaan suka cita dan suka rela, tidak perlu sampai memaksakan diri.
.::. tantangan sendiri .::.
* "maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (al-Insyirah: 5-6)
* menyelenggarakan acara pernikahan akan lebih hemat jika acaranya diatur sendiri dengan bantuan teman-teman atau saudara yang sudah berpengalaman. selain bisa menekan biaya, juga bisa memperat silaturahmi di antara Anda dan kerabat serta sahabat yang membantu.
.::. memulai hidup baru .::.
# kemana amplop itu pergi?
* uang amplop sifatnya adalah hibah atau hadiah. sudah barang tentu jumlahnya tidak bisa dipastikan, bahkan memberi atau tidak juga tidak bisa dipaksakan. ini bergantung pada sukarela si pemberi.
* "tangan yang di atas itu lebih baik daripada tangan yang dibawah. tangan diatas adalah yang memberi infak, sedang tangan dibawah adalah tangan yang meminta." (HR Bukhari)
.::. tanggung jawab suami istri .::.
# tanggung jawab finansial suami
* "istri-istri memiliki hak atas kalian, yaitu biaya hidup dan pakaian dengan makruf (baik)." (HR Muslim)
* bukanlah kezaliman jika suami hanya bisa memberikan nafkah sekadarnya sedangkan ia sendiri pun hidup dengan standar itu.
# tanggung jawab finansial istri
* walaupun tidak memiliki tanggung jawab untuk memberi nafkah, ternyata istri juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan pahala yang sama dengan suaminya yang mencari nafkah. yaitu apabila ia mengelola nafkah yang diberikan oleh suaminya dengan baik.
sumber: Aisyah dan Ma'isyah (GIP)
0 komentar:
Posting Komentar