Setiap orang pasti butuh orang lain untuk bisa menjalani kehidupan. Seorang teman atau sahabat menjadi sosok yang sangat penting keberadaannya selain keluarga. Dia bisa menjadi tempat bagi kita untuk berbagi kesedihan atau suka, tangis atau tawa. Dia bisa menjadi partner untuk kita berbagi cerita, pengalaman, pendapat, hobi, benci, dan cinta.
Sahabat hadir sebagai cermin bagi kita, untuk berpikir dan merasa. Dia menjadi inspirasi bagi kita dalam bertindak dan berucap. Tapi, sayangnya gak semua orang bisa menjadi cermin yang layak bagi para sahabatnya mengaca. Gak semua orang bisa menjadi inspirasi yang baik, jadi teladan bagi para sohibnya.
Coba lihat deh, orang-orang yang terlibat kasus narkoba kan gak semuanya orang-orang yang punya masalah. Kayaknya harus direvisi deh kalo ada yang beranggapan kalo kebanyakn orang-orang yang junkie itu produk broken home, anak-anak yang gak cukup kasih saying ortu, lalu memilih drugs jadi pelarian. Banyak juga ternyata yang awalnya anak baik-baik, alim, baik hati, pemalu, dan gak sombong, ortu adem ayem,tapi terjerat drugs juga. Kok bisa ya?
Ada juga kasus seorang cewek yang akhirnya buka kerudung dan kembali mengumbar aurat. Padahal ortunya bahagia banget anak perempuannya bisa tampil cantik dengan ditemani ridho Illahi. Saudara-saudaranya walaupun gak semua secara lisan mendukung, paling gak diam, gak sampai nyela. Ortu mendukung. Saudara-saudara juga fine-fine aja, terus kenapa juga si cewek jadi nekad kembali umbar aurat??
Terus, masih inget kasus genk cewek Nero? Heboh dan bikin geger! Masa’ sih cewek, makhluk halus eh makhluk yang diciptakan Allah SWT. Dengan kehalusan rasa bisa tampil sangar ala bintang SamckDown?? Ngeri banget!! Bukan berarti cowok jadi boleh punya genk yang main kasar kayak gitu ya. Cowok memang diciptain Allah dengan kekuatan fisik lebih, tapi untuk perannya yang melindungi dan mengayomi bukan untuk main hantam. Nah, balik ke kasus Genk Nero. Gimana bisa cewek-cewek imut itu jadi kayak monster??
Fenomena lain nih yang paling banyak dijumpai adalah para remaja yang asyik dan santai merokok. Kayaknya enjoy gitu menghisab batang rokok yang sejatinya sumber penyakit! Gak mikir uang yang dibelikan rokok adalah hasil kerja banting tulang emak sama bapak. Gak mikir kalo tubuh-tubuh muda mereka yang segar itu mereka bikin rapuh. Bisa ya??
Para junkies, cewek yang membuka kerudung, cewek-cewek Genk Nero,dan para remaja yang addict rokok adalah sebagian kecil fenomena yang ada karena inspirasi persahabatan. Miris? Iya memang. Teman, sahabat, karib, best friends, atau apapun panggilan kita untuk seorang sahabat seharusnya kan bisa menjadi inspirasi kebaikan bukan keburukan, bukan kemaksiatan. Persahabatan itu seharusnya bisa menjadi salah satu pintu bagi cahaya hidayah Allah SWT. datang, bukan sebagai pintu bagi jalan kesesatan.
Sedih banget deh pastinya kalo kita punya sahabat kayak gitu. Awalnya kita enjoy punya seseorang yang kita anggap udah bisa kasih solusi, tapi ternyata malah bikin susah dunia-akhirat. Bikin kita nyesel. Penyesalan kan emang datangnya selalu belakangan. An-Nabthi seorang penyair pernah menulis:
“Waspadalah terhadap teman kesenangan
Anggaplah mereka musuh
Teman selagi ada kenikmatan
Saat kau lewat, tak mau mereka member salam”
Tips Bersahabat
Kenapa kita gak ambil langkah preventif? Kita pilah dengan cermat mana yang emang pantas dijadiin sahabat, baru ambil pilihan. Mau pilihannya valid? Pake donk standar yang juga valid, yang Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mau tau gimana ciri-ciri orang yang layak dijadiin sahabat versi Al-Qur’an dan As-Sunnah? Nih dia!
1. Mencintai kita karena Allah
2. Mau saling mengunjungi karena Allah
3. Mau saling member karena Allah
4. Mau saling menasehati dan membantu dalam kebenaran
5. Selalu mendo’akan kita saat kita tidak bersamanya
6. Melindungi kehormatan kita, menutupi aib kita saat kita tidak bersamanya
Persahabatan itu saling memberi yang terbaik, bukan saling menuntut yang terbaik. Makanya, untuk punya sahabat yang mampu memberikan inspirasi di jalan kebenaran, kita kudu lebih dulu jadi sahabat yang inspiratif seperti itu. Kita harus mau berusaha untuk menjadikan diri kita sosok sahabat yang emang layak memberikan inspirasi yang mencerahkan.
Caranya?? Never ending learning to get never ending improvement. Belajar tentang apa? Ya, belajar tentang Islam. Islam sebagai jalan hidup bukan hanya Islam yang hanya label di KTP. Karena, dengan begitu kita sejatinya pun sedang belajar tentang hidup. Hidup yang indah sebagai anak dari ortu kita, sebagai murid dari guru-guru kita, dan sebagai sahabat dari teman-teman yang mencintai kita. Dengan begitu, Insya Allah kita bisa menjelmakan diri kita sebagai cermin yang bening yang bisa di andalkan sahabat-sahabat kita mengaca tentang diri mereka.
Rasulullah saw bersabda: “Seorang mukmin adalah cermin mukmin yang lain. Seorang mukmin adalah saudara mukmin yang lain, dimana saja dia bertemu dengannya, ia akan mencegah tindakan yang mencemari kehormatan saudaranya, dan akan melindunginya dari baliknya.” (HR Abu Dawud dan al-Bukhari, dengan isnad hasan dari Abu Hurairah)
Sulit? Berat? Pasti. Namanya juga jalan ke surga, mana ada yang gampang. Apalagi ke surge pengennya sama-sama, harus mau usaha lebih donk ya. Segala yang indah, termasuk persahabatan yang menginspirasi kebajikan, itu perlu diperjuangkan, dude! Perjuangan yang gak bakal sia-sia, karena balasannya surga. Indah!